Album 'Dawai in Paradise' adalah album solo kelima I Dewa Gede Budjana atau yang lebih dikenal dengan nama Dewa Budjana, Gitaris bertangan dingin ini seolah tak pernah usai mendentingkan dawainya dalam karya. Betapa tidak, ditengah padatnya jadwal GIGI, Trisum, dan berbagai project lainnya, Dewa Budjana masih mampu merilis album solo kelimanya.
Sebuah pencapaian yang luar biasa untuk seorang musisi, tak ayal pecinta dan pengamat musik menyebut Dewa Budjana sebagai Dewa Gitar.
Dewa Budjana mengusung 'Dawai' karena ia tak hanya memainkan gitar, dalam setiap karyanya ia juga kerap memainkan instrumen dawai lainnya, seperti: Sitar, Ukulele, Soprano, Nylon, Steel dan lain sebagainya.
'Dawai in Paradise' seperti sebuah catatan perjalanan dawai seorang Dewa Budjana, oleh karena itu album ini tak hanya menyuguhkan karya-karya terbaru Dewa Budjana, namun album ini juga merangkum beberapa lagu yang mewakili keempat album solo Dewa Budjana sebelumnya, yaitu: Nusa Damai (1997), Gitarku (2000), Samsara (2003), dan Home (2005).
Berikut ini review lagu-lagu yang terdapat dalam album 'Dawai in Paradise':
Gangga (2010)
'Gangga' adalah lagu baru di album 'Dawai in Paradise', sebuah lagu yang dibuat di India ini terdengar sangat harmonis. lagu ini agak sedikit lebih ringan, atau dengan kata lain birama musiknya sedikit memiliki unsur pop. Namun komposisi musiknya tetap indah, skill full, dan nada-nada ala Dewa Budjana masih tetap terdengar kuat.
Keunikan dari musik 'Gangga' adalah adanya unsur kendang India, yang membuat nuansa India di lagu ini semakin kuat. Hal unik lainnya adalah pada part interlude Dewa Budjana menggunakan sound dengan modulasi dan sytnh program yang sangat unik. So perpaduan antara musik etnik dan techno sangat terasa.
Di lagu ini Dewa Budjana melibatkan dua penyanyi dari Indonesia dan India, yaitu: Sophia Latjuba dan Vinod Gangani. Dewa Budjana memilih Sophia Latjuba karena karakter suara yang dimiliki Sophia sangat pas untuk mengisi 'Gangga'. Proses take vokal Vinod Gangani dilakukan di New Delhi, India.
Selain itu, di lagu ini Dewa Budjana juga melibatkan musisi Shadu Rasjidi (Bass), Sandy Winata (Drum), dan Irsa Destiwi (Piano).
Masa Kecil (2011)
Mengawali lagu 'Masa Kecil' dentingan gitar Dewa Budjana mengalun dengan indah, membuat komposisi nada yang menawan. Kemudian hadirnya suara suling semakin membuat romantis lagu ini. Secara keseluruhan lagu ini juga memadukan unsur etnik dan modern.
Di lagu ini Dewa Budjana melibatkan kedua putranya Deva dan Dawai, mereka berdua mengisi voice 'Masa Kecil'. Dewa Budjana juga melibatkan beberapa musisi, yaitu: Ronald Fristianto 'eks GIGI' (Drum), Rishanda Singgih (Bass), dan Saat Syah (Suling).
Dawaiku (2009)
Lagu 'Dawaiku' terdengar hening, lagu dengan tempo lambat ini memiliki komposisi nada yang sangat indah. Lagu ini adalah duet kolaborasi antara Dewa Budjana dan Howard Levy (Harmonika).
Howard Levy adalah musisi ternama kelahiran Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Permainan harmonika Howard Levy begitu menawan, semakin melengkapi keindahan dentingan dawai Dewa Budjana.
Proses rekaman Howard Levy dilakukan di Steve Ford Studio, Chicago. 'Dawaiku' adalah salah satu lagu yang berkesan bagi Dewa Budjana karena di lagu ini Dewa Budjana sangat mengagumi permainan harmonika Howard Levy. Proses rekaman Howard Levy pun sangat singkat. "Kok ada ya musisi seperti itu, rekaman sekali take langsung jadi," ujar Dewa Budjana saat ditemui dikediamannya, Rabu (4/1).
Kromatik Lagi (1991)
Lagu ini memiliki tangga nada kromatik yang sangat unik, pergantian birama 6/8 (Intro dan solo), 4/4, dan 3/4 (Verse dan chorus atau swing).
Lagu ini telah diaransmen ulang dan dimainkan dengan formasi 'Trio' bersama Shadu Rasjidi (Bass) dan Sandy Winarta (Drum), Dewa budjana kerap tampil dengan format trio ini.
Backhome (2002)
Lagu 'Backhome' adalah salah satu lagu yang spesial juga bagi Dewa Budjana, karena di lagu ini Dewa Budjana melibatkan musisi-musisi kenamaan Tanah Air dan dunia, seperti: Peter Erskine (Drum), Dave Carpenter (Bass), Saat Syah (suling), Indra Lesmana (Keyboards).
Lagu ini diawali dentingan dawai Sitar dan suara suling, komposisi musiknya sangat indah dan birama musiknya tidak terlalu cepat.
Proses take drum dan bass (Peter Erskine dan Dave Carpenter) dilakukan di Puck Studio, Santa Monica, California, USA.
Malacca Bay (2005)
Lagu 'Malacca Bay' telah diaransemen ulang, lagu ini diawali dengan permainan piano yang sangat menawan dari Ade Irawan. Pada part interlude solo gitar Dewa Budjana dan solo piano Ade Irawan terdengar sangat menawan.
Di lagu ini Dewa Budjana melibatkan beberapa musisi, diantaranya: Sandy Winarta (Drum), Shadu Rasjidi (Bass), Ade irawan (Piano), Ubiet (Voice).
Kunang-kunang (1999)
Lagu ini diawali dengan dentingan indah dawai gitar Dewa Budjana, kemudian memadukan suling dan bass. Secara keseluruhan lagu yang dimainkan dengan tempo sedang ini memiliki komposisi musik yang indah.
Di lagu ini Dewa Budjana melibatkan sahabat-sahabat lamanya, seperti: Arie Ayunir (Drum), Bintang Indrianto (Bass), Krishna Balagita (Keyboads).
Lalu Lintas (1988)
Lagu ini menggunakan tangga nada diminished, triad, dan tritone concept. Di bagian chorus banyak terdapat Passing Note.
Lagu ini terinspirasi oleh situasi Jakarta yang padat, macet, dan ruwet. Lagu ini pernah direkam live tahun 1997 di studio Indra Lesmana. Lagu 'Lalu Lintas' kembali di aransmen ulang dengan formasi trio bersama Sandy Winarta (Drum) dan Shadu Rasjidi (Bass).
Caka 1922 (1997)
Lagu ini adalah refleksi dari suasana Nyepi, oleh karena itu lagu ini terdengar sangat hening. Komposisi nadanya sangat indah dan harmonis. Sebelumnya lagu ini berjudul 'Nyepi' dan lagu ini pernah di rilis di beberapa album, diantaranya: Nyanyian Dharma 1, Album Rohani Hindu 1998, Gitarku, Dewa Budjana 2000, dan 1st Edition, Trisum 2007.
Lagu ini diaransemen ulang dengan sentuhan String Quartet. Dewa Budjana melibatkan beberapa musisi, diantaranya: Aminoto Kosin (String arr), Oni dan Helmi (Violin), Surti (Viola), Wawan (Cello), Bintang Indrianto (Bass).
Rerad Rerod (2001)
Dengan dihadirkannya Kadek dan Dewi pada vokal, nuansa Bali di lagu ini terasa begitu kental. Begitupun dengan komposisi musiknya, sekalipun musiknya modern namun komposisi nadanya tetap membentuk irama dengan nuansa etnik Bali.
Di lagu ini Dewa Budjana juga melibatkan musisi kenamaan Tanah Air dan dunia, seperti: Ernie Adams (Drum), Dave Carpenter (Bass), Howard Levi (Harmonika), Kadek dan Dewi (Voice).
Proses rekaman Ernie Adams dan Howard Levi dilakukan di Steve Ford Studio, Chicago. Sedangkan proses rekaman Howard Levi dilakukan di Puck Studio, Santa Monica, California, USA.
On The Way Home (2005)
Saat anda mendengarkan lagu ini mungkin imajinasi anda akan melayang, akan terbayang saat anda dalam perjalanan menuju rumah dengan membawa segenap kerinduan.
Meskipun pada part pertengahan lagu birama musiknya sedikit cepat dan ada sedikit balutan distorsi pada lead gitar, namun komposisi musik 'On The Way Home' masih terdengar syahdu.
Di album ini lagu 'On The Way Home' telah diaransmen ulang dan melibatkan beberapa musisi kenamaan Tanah Air dan Dunia, seperti: Peter Erskine (Drum), Reggie Hamilton (Bass), Saat Syah (Suling), Indra Lesmana (Keyboards).
Album-album solo Dewa Budjana sebelumnya berada dibawah naungan SONY Music Entertainment Indonesia, namun album 'Dawai in Paradise' adalah project pribadi Dewa budjana. Di Album ini Dewa Budjana menjadi Eksekutif Produser, Produser, Komposer, Arranger, Synth Programer / Voice, dan lain sebagainya.
Dewa Budjana mendedikasikan album ini untuk keluarganya tercinta, Borra (Istri Dewa Budjana), Deva dan Dawai (Kedua putra Dewa Budjana).
Bagi Dewa Budjana musik adalah sebuah perjalanan spiritual. Album 'Dawai in Paradise' merupakan refleksi dari perjalanan spiritual dan kecintaannya terhadap Dawai. "Love is our Wisdom, Love is our Passion, Love is our Destiny, Love is our Karma."
SUMBER
Baca juga :
1. Profil Adele + Kord dan Lirik Lagu Someone Like You