Wednesday, May 25, 2011

Tips Memilih Obat Tradisional utk Penyakit Modern


Pengobatan modern saat ini didominasi pengobatan medis ala barat. Padahal menilik perjalanan sejarah, telah lebih dulu dipergunakan pengobatan dengan cara tradisional. Sebut saja, mulai pengobatan yang dikelan di Mesir, Yunai, Cina, termasuk Indonesia. Jika obat-obatan Barat didominasi bahan-bahan sintetis, sebaliknya pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan, mulai dari daun, bunga, batang kayu sampai dengan akarnya. Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mulai banyak melakukan riset untuk mengetahui manfaat obat-obatan tradisional ini secara ilmuiah. Tak heran, saat ini beberapa obat yang terbuat dari tumbuhan di Indonesia, mulai dilirik dunia internasional. Hal ini membuktikan kalau pengobatan tradisional tidak kalah ampuhnya dengan pengobatan medis untuk mengatasi penyakit-penyakit modern. Berikut ini ada tips memilih obat-obat tradisional untuk mengatasi penyakit-penyakit modern, dikutip dari Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, selaku Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alami/PSOBA Universitas Indonesia:

1. Mengkudu atasi Dieabetes dan Darah Tinggi. 

Menurut Sumali, dari hasil penelitian yang dilakukan beberapa tahun terakhir ini, mengkudu memang benar terbukti kemanjurannya sebagai obat. Kadar ekstrak buah tersebut dengan dosis tertentu, menunjukan khasiat buah ini sebagai pemberi efek penurunan kadar glikosa darah. Selain itu, ekstrak buah mengkudu dapat menurunkan tekanan darah yang meninggi sampai relatif normal kembali. Hal ini terbukti melalui pengujian pada manusia, yang memperlihatkan hasil yang positif. Pada akhir masa pengujian, tekanan darah yang semula 170/110 mmHg turun menjadi 115/80 mmHg setelah 12 minggu masa pengujian. Sumali pun telah melakukan uji toksititas pada hati, ginjal dan hermatologi. Hasilnya juga menggambarkan, buah ini tidak menunjukkan hal yang membahayakan. Jadi menurutnya, ekstrak buah mengkudu ini pun aman digunakan sebagai obat, dan dapat menurunkan tekanan darah, serta menurunkan kadar gula darah.

2. Pare, Dauh The dan Mengkudu Untuk Diabetes. 

Beberapa waktu lalu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departmen Farmasi Universitas Indonesia, mengumumkan hasil uji pre-klinis obat herbal yang dapat menurunkan kadar gula darah. Ramuan yang terdiri dari mengkudu, Gymnesia Sylvester, daun the dan pare, telah lulus uji pre klinis. Hasilnya ternyata lebih efektif untuk menurunkan kadar gula darah, dibandingkan dengan glibenklamid (salah satu obat kimia yang umum dan standar untuk diabetes mellitus). Selain itu, juga diuji dan keamanannya untuk penggunaan jangka pendek maupaun jangka panjang. “Hasil uji khasiat pre-klinis tersebut menyatakan obat herbal ini lebih efektif menurunkan kadar gula darah hingga 99,5%, disbanding glibenklamid 23,54%. Sementara dalam uji toksisitas the celup ini, tidak memeberikan efek samping pada fungsi organ tubuh, meski dalam pemakaian jangka panjang,” ujar Sumali.

3. Kumis Kucing Untuk Batu Ginjal. 

Kumis kucing juga telah dikenal sebagai salah satu obat tradisional yang banyak digunakan di Indonesia. Ternyata, salah satunya untuk pengobatan batu ginjal, menurunkan kadar gula darah, rematik, antiradang dan melancarkan air seni. Sumali menyatakan bahwa beberapa tanaman obat seperti kumis kucing, sebenarnya layak disebut herba rasional. Hal ini, karena telah dibuktikan selama bertahun-tahun meski secara empiris. Tanaman obat ini, paling tidak telah teruji khasiat, efektifitas dan keamanannya. Kumis kucing mengandung senyawa, eupatrin, sinensetin, 3-hidroksi-tetrametil-flavon dan siphonol A-E.

4. Sambiloto untuk Menangkal HIV/AIDS. 

Karean kandungannya berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, sambiloto diyakini mampu menangkal virus HIV/AIDS. Bahkan, sebuah perusahaan di Amerika Serikat sudah mematenkan tanaman ini, sebagai obat penyakit AIDS. Sayangnya, di Indonesia, tanaman ini terserak di sembarang tempat, dan belum digunakan secara maksimal. Sambiloto mempunyai kandungan zat yang khas berupa andrographolid dan zat panicoli. Andrographolide dan panicolin itu memang spesifik. Kebanyakan sambiloto digunakan dalam pengobatan tradisional di Jawa. Biasanya air rebusan daun sambiloto diminum, sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit, karena dia bersifat antibiotic. Selain daun, bagian batang sambiloto juga banyak digunakan sebagai bahan pengobatan juga.

5. Mahkota Dewa sebagai Obat Anti Tumor. 

Mahkota dewa berasan dari Irian. Tumbuhan berfamili Thymelaeceae ini, dikenal bangsa asing dengan nama The Crown of God. Sejak dulu, tanaman ini sudah dikenal khasiatnya di kalangan Kraton Mangkunegaran Surakartam Dan Kraton Yogyakarta. Khasiatnya adalah mengobat luka dalam seperti diabetes, lever dan pilek. Dari sebuah penelitian ilmiah, buah dna daunnya, bisa untuk mengatasi alergi seperti biduren, gatal-gatal, bersin-bersin dan sesak nafas. Dalambuku Inventaris Tanaman Obat Indoensia, yang ditebitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes, disebutkan bahwa tanaman ini berkhasiat sebagai obat anti tumor, obat disentri dan obat sakit kulit. Mahkota Dewa, pun menjanjikan banyak hal untuk ragam pengobatan lainnya. Walau masih dibutuhkan banyak penelitian untuk mengetahuinya.

Tuesday, May 24, 2011

Tips Cerdas Meredam Konflik Antara Ibu dan Anak




Sejak kecil, bahkan sejak anak berada dalam kandungan, ia tahu dan bisa merasakan apakah ia dikasihi oleh orang tuanya atau tidak. Anak merasakannya melalui sikap, perkataan, maupun sentuhan yang diterima dari orang tuanya. Berikut ini tips cerdas untuk meredam konflik pinantara ibu dan anak:

1. Saling menulis surat. 

Mintalah anak menulis surat untuk ibu, dan ibu menulis surat untuk anak, tentang apa yang diharapkan dari masing-masing pihak. Ini akan membukakedua pihak tentang perasaan masing-masing.

2. Cari Kegiatan Disukai Berdua. 

Sediakan waktu untuk mengedakan kegiatan ‘Have fun with Mom’. Pergi ke salon/Spa, window shopping, nonton bioskop, berenang, membaca buku yang sama untuk kemudian didiskusikan bersama. Bisa juga dengan membuka album foto keluarga dan mengingat kembali masa-masa penuh tawa dalam foto itu. Atau mengerjakan bersama aktivitas apapun, yang penting digemari oleh ibu dan anak, seru dan tentunya menyenangkan.


3. Ibu Harus Berupaya Merayakan Keberhasilan Anak. 

Dalam suasana konflik, ibu yang pasti sedang jengkel dituntut untuk lebih jeli menemukan sisi positif anak. Kemudian dengan tulus menunjukkan rasa bangga terhadapnya.

4. Menjaga Kehormatan.

Sepanas apapun konflik antara ibu dan anaknya, ibu tetaplah orang tua yang harus diperlakukan anak dengan hormat. Jangan biarkan anak mengendalikan ibu atau membiarkan anak sampai lepas kendali sehingga bertindak atau berkata kasar pada ibu. Sebaliknya, anak tetaplah anak ibu yang harus diperlakukan dengan pantas pula. Jangan sampai ibu bersikap semena-mena sebagai orang tua yang merasa memiliki kuasa atas anak dan boleh memperlakukan sesuak hati.

5. Terus Memberikan Sentuhan

Terus Memberikan Sentuhan dan Belaian yang diterjemahkan dalam bentuk kedekatan fisik, kontak mata (kontak mata dapat menciptakan ikatan hubungan baik yang dalam, antara ibu dan anak), belaian, dan komunikasi lisan. Semua hal ini harus terus menerus dilakukan dalam pengasuhan ibu-anak. Agar anak dapat merasakan kasih sayang ibunya, juga agar anak tahu bahwa ibunya akan selalu mencintainya.

6. Berikan yang alami

Sesuatu yang alami, seperti hubungan ibu dan anak tetap memerlukan perawatan dan pemeliharaan agar bisa berkembang dan lestari. Semua itu memerlukan waktu dan energi yang besar dari orang tua. Kuncinya adalah kesabaran dan kemauan untuk terus belajar dan berusaha menjadi orang tua yang lebih baik lagi.

SUMBER