New York, Peneliti menemukan bahwa cinta pada pandangan pertama ada hubungannya dengan faktor genetik. Wanita diketahui lebih memilih pria lewat wangi tubuhnya, yang genetiknya berbeda jauh.
Dalam studinya, peneliti menggunakan lalat sebagai bahan percobaannya. Mereka mencoba memasangkan lalat perempuan dan laki-laki dari spesies yang sama serta berbeda. Hasilnya adalah, mereka menemukan lalat perempuan lebih tertarik dan memilih lalat laki-laki dari spesies yang berbeda.
Lalat perempuan tersebut menurut peneliti memilih pasangannya melalui penciuman. Mereka bisa mencium lalat pria mana yang bisa menghasilkan keturunan yang lebih sehat dan akan menghsilkan keturunan yang banyak.
"Kita bisa menyebutnya sebagai cinta pada pandangan pertama. Bukan hanya dari pandangan saja, tapi dari bau, suara atau sensasi lainnya yang memberi tahu lawan jenis bahwa pasangan biologisnya ada di dekatnya," ujar Andrew Clark dari Cornell University seperti dikutip dari Livescience, Rabu (14/10/2009).
Peneliti menemukan bahwa pengaruh zat kimia dan protein-protein tertentu yang dihasilkan lawan jenisnya ketika saling bertemu sangat menentukan ketertarikan pasangan.
Dalam kelompok mamalia, termasuk manusia, ternyata peneliti menemukan hasil yang sama pula. "Kesuksesan seorang wanita untuk menghasilkan anak ada hubungannya dengan kualitas genetik pria, terutama pria yang memiliki genetik berlawanan dengan si wanita," ujar Clark.
Peneliti pun mencoba menggunakan wangi kaos pria untuk menarik wanita, dan hasilnya wanita lebih tertarik pada pria yang setelah diketahui ternyata memiliki gen yang sangat berseberangan dengan wanita itu. Entah mengapa hal itu terjadi, tapi adanya perbedaan sistem imun dan kemungkinan menghindari penyakit yang serupa menjadi faktor pertimbangan.
"Kami juga menemukan fakta ini pada pria yang tertarik terhadap wanita," ujar Mariana Wolfner, professor of developmental biology at Cornell.
Kesimpulannya, wanita dan pria cenderung memilih pasangan seksual dengan latar belakang dan keturunan yang berbeda.